Thursday, October 13, 2011

Kecebong?


Kemarin, saya mendatangi pelatih renang ekstra-kurikuler Didi di arena kolam renang.
Pasalnya, minggu lalu, kata Didi, guru tersebut ngajar sambil marah-marah sampai mengatakan Didi mirip kecebong kalau berenang.

"Tolong Bu, kalau mengajar anak-anak itu, lebih lembut, lah. Sampai ngatain anak kecebong begitu, apa gunanya? Apa anak jadi pintar dengan diejek begitu?"

Yang bersangkutan berubah roman wajahnya. Sekarang mungkin tidak enak, di guru tersebut, di saya juga. Tapi, semoga membawa kebaikan di masa yang akan datang. 'Obat' memang tak pernah berubah jadi permen yang lezatnya menyebabkan orang mencarinya, bukan?

###

Monday, October 10, 2011

CEROBOH? KONSENTRASI?


"Didi sering lupa barang, yah...," keluh wali kelasnya.

Ya, saya akui memang Didi sering lupa akan barang-barangnya. Entah sudah berapa pensil dan penghapus yang dihilangkannya. Pasalnya, tiap habis pakai, dia tidak membereskan. Wajar kalau kemudian hilang.

Saya sempat merasa ada sesuatu yang salah pada Didi. Tentu saja saya yang salah dalam mendidiknya. Sempat merasa 'patah hati', karena nyata-nyata ada yang salah tapi tidak tahu bagaimana membetulkannya.

Tapi, kemarin saya melihat sesuatu yang lumayan mengobati kerisauan tentang ini. Usai menggambar di whiteboard, Didi membersihkan whiteboard itu. Dan, subuh-subuh, ketika saya mau menyalakan CD untuk mendengar tilawah, suara yang ingin saya dengar tidak muncul juga. Semalam Didi yang habis pakai untuk mendengar CD pelajaran Bahasa Inggris. Rupanya, Didi mematikan CD itu sampai tuntas. Tidak sekedar menekan tombol "stop". Tapi juga menggeser tautan ke "off-mode". Dua hal ini menunjukkan bahwa Didi masih punya daya konsentrasi.

Dalam kesempatan-kesempatan lain juga, saya perhatikan, ingatannya cukup kuat. Saat di toko, dia menunjuk kue sambil mengatakan, "Ini kue kesukaan Kakak Fadel." Benar. Dia juga pernah mengingatkan saya agar tidak lupa membawa hape saat mau berangkat kuliah. Lalu kemarin, sakit maag saya kambuh, Didi bilang, "Mungkin gara-gara makan kerupuk yang kurang sehat kemarin itu..."

Mungkin Didi hanya perlu perhatian dan kasih sayang, lebih dari yang sudah dia dapatkan, agar bisa lebih konsentrasi dalam banyak hal.

### Cipayung, 11 Oktober 2011.

TENTANG SI BUNGSU DIDI


Kami memanggilnya Didi. Ada yang bilang, itu nama laki-laki. Tak mengapa. Laki-laki di sini, belum tentu laki-laki di sana. Bagi kami, dia tetap gadis kecil yang cerdas dan menyejukkan hati. Usianya sekarang 6 tahun, kelas 2 SD.

Blog ini berisi kisah-kisah perjalanan hidup Didi.